Laman

Senin, 16 Mei 2011

Sahabat Sakitku Renita


kita memang dipertemukan bukan dalam momen-momen indah, bukan dalam waktu yang di rencanakan. namun kita dipertemukan di sebuah Rumah sakit yang telah merawat kita ketika sama-sama sakit, kuranbg lebih 4-5 tahun yang lalu. bertemulah kita, dan dalam satu ruangan kelas  1 itu banyak  cerita mengalir dari mulut ke mulut. namamu Renita, usiamu 2 tahun lebih tua dariku. saat itu kita sama-sama terbaring lemas di ranjang bersepraikan warna putih, sama-sama berkeinginan sembuh dan beraktifitas normal dengan teman-teman sekolah. dan yang mengasyikkan saat kita ditinggalkan keluarga kita, mulailah obrolan mennarik itu terjadi...

awal yang memalukan, kau ceritakan kesan pertama itu. kau bilang gemas denganku karena terlalu banyak keluhan-keluhan yang muncul dari mulutkku, aku yang tak sabar, aku yang manja dan aku yang keras kepala. ah, tapi untungnya kamu mau menyapaku juga. kmu mau berbagi cerita denganku, dan di ujung pertemuanpun kmu banyak memujiku.

ah, kak renita .. aku salut dengan kesabaranmu. selama kita bersama, kata yang sering kau bisikkan adalah SABAR. kau bilang "bersabarlah, ini ujian dari Alloh. Badai itu segera berlalu". dan bodohnya aku, kenapa baru sekarang dapat kumengerti kalimat itu. kenapa dulu ak merasa tak peduli?

ingatanku masih sangat tajam ketika malam itu tak ada satupun anggota keluargamu yang datang menemanimu, dan kebetulan sekali keluargaku sedang mencari makanan dan susu untukku. lalu aku hendak ke kamar mandi. dengan manjanya, aku segera menelpon ibuku untuk meminta pertolonganku. dengan cepat, kak renita menyuruhku mematikan telpon. dengan tegar kakak berkata "Biar kakak aja yang bantu kamu ke kamar mandi" padahal kondisinya lebih lemah dariku. Penyakit yang kakak derita lebih ganas dariku, kakak mengalami gangguan fungsi jantung dan kkak sangat lemah sejak kelas 3 SD. dengan usahanya yang begitu kuat, kakk mampu membantuku. padahal kita sama-sama lemah kala itu...

sewaktu aku dinyatakan sembuh, ada perasaan bahagia dan sedih.. aku bahagia karena bisa bebas dengan penyakitku, tapi aku sedih harus berpisah denganmu.. berpisah denganmu yang telah banyak menyadarkanku....

waktu itu kita menangis bersama, menangis dengan mulut penuh do'a... kita sama-sama saling mendo'akan  ... dan itulah terakhir kalinya aku  bertemu dengan kak renita. pertemuan kita teramat singkat, hanya 11 hari 4 jam... namun ingatanku tentang kakak amatlah panjang... :)

kak renita, apa kabar sekarang? aku gak tahu gimana kabarmu skarang, semoga kakak masih tetap merasakan sejuknya udara pagi dan indahnya pemandangan senja yang menawan...

aku menyesal, menyesal dulu karena tak menghubungi kakak saat nomor handphoneku ganti. padahal selama dua bulan setelah perpisahan itu masih ada komunikasi,.

kak ren, aku malam ini rindu sama kakak... lagi apa kakak disana?? tolong berikan kabar untukku... kabar apapun aku terima... kalo kakak baca tulisan ini semoga kaakak bisa meraasakan kerinduan yang aku rasakan....

2 komentar: