Laman

Senin, 16 Mei 2011

Kisah Sebuah Jam


Alkisah, seorang pembuat jam berkata kepada jam yang dibuatnya, “Hai jam, apakah kamu sanggup berdetak paling tidak 31.536.000 kali selama setahun?”. “HA??” kata jam terperanjat, “mana sanggup saya?”

“Bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari?” kata tukang pembuat jam sambil tersenyum.

“Delapan puluh enam ribu empat ratus kali dalam waktu sehari? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” Jawab si jarum dengan penuh keraguan.

“Bagaimana kalau 3.600 kali dalam  sejam?” Rayu pembuat jam lagi.

“Dalam satu jam harus berdetak 3600 kali? Banyak sekali itu?” Tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya itu.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si ja, “Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?”

“Naaaa !! Kalau begitu aku sanggup!” Kata jam penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itupun berdetak satu kali setiap detik.  Tanpa terasa detik demi detik telah dilalui dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti dia telah berdetak sebanyak 31.536.000 kali.



Hikmah yang dapat di ambil :

Seringkali kita merasa masalah/ujian yang Alloh berikan kepada kita sangat mustahil kita mampu menghadapinya. Tak jarang pula dengan beribu kata keluhan muncul dari bibir kita. Padahal sebenarnya Alloh memberi ujian pada kita telah disesuaikan dengan ukuran kemampuan kita. Pastinya Alloh memberi ujian kepada kita karena kita mampu menghadapinya. Sering kita merasa berat tuk menghadapinya, tapi itu karena belum mencobanya. Ujian itu tidak akan pernah berhenti selama kita masih hidup di dunia. Tanpa disadari, setiap ujian yang kita lalui itu telah mendewasakan kita. Ingatlah dengan peribahasa yang mengatakan “Semakin pohon itu tumbuh tinggi, semakin kencang pula angin yang menerpanya.”

Contoh kecil adalah perjalanan hidup kita dari kecil. Tnpa sadar kita telah menghadapi berbagai macam ujian yang semakin kita tumbuh besar semakin tinggi pula derajatnya. Dari mulai duduk di bangku SD, SMP, lalu SMA, bahkan ketika menyandang predikat mahasiswa. Tanpa kita lalui proses kecil itu, kita tak akan mampu dengan tiba-tiba melompatinya dari SD langsung SMA. Semuanya ada proses yang mesti kita lalui. Dan itu tidak sulit , itu semua mudah. Karena ujian itu datang ketika kita memang mampu menghadapinya.

Ujian adalah teman kita, bagaimanapun dia selalu ada di sekitar kita tanpa kita undang sekalipun. Dia datangnya dari Alloh, tiada salahnya kita menghadapi ujian itu dengan mengadukan kepada-Nya.  Tentunya disertai hati yang ikhlas dan sabar akan kita dapatkan buah kesabaran dan keihlasan itu yang akan terasa begitu nikmat. Lebih nikmat dari sekedar makan di kala lapar atau minum di kala haus.

Untuk apa kita hhidup? Kita hidup di dunia tak selamanya kawan...

Andai kita sadari, ketika kita memulai kehidupan kita. Kitapun telah menanamkan racun pada diri kita. Kita suntikan racun itu pada nadi kita, lalu dia menyebar keseluruh pembuluh darah, ada yang bergerak cepat namun ada pula yang bergerak lambat. hingga tiba saatnya dia mencapai jantung kita.  Setelah itu, apa yang terjadi kalau bukan kematian? Ya , kematianlah nama racun itu. Tanpa sadar kita adalah manusia yang sedang mengantri  racun itu tiba di jantung kita. Karena mau tak mau, dia akan mencapai jantung kita. Dia akan datang, kapan dia tiba.. kita tidak tahu. COMING SOON !!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar