Laman

Senin, 16 Mei 2011

Cinta tak pernah lelah menanti


Cinta Tak Pernah Lelah Menanti*


Penghabisan musim panas engkau datang tiba-tiba dengan seulas senyum hangat yang menyapaku. Bibir dan wajahmu semerah dadu dengan garis mata yang tajam, sorot jinggamu hanya bisa kutatap bisu dalam cermin mata kelabuku.


Sejak saat itu diam-diam aku memperhatikanmu, sinarmu, pesonamu, auramu, semua hanya ada di benakku saja. Kamu begitu bersinar di balik cermin mataku yang kuyu. Kamu seperti berada pada dimensi lain yang sulit aku jamah, hanya kamu dan dunia jinggamu tanpa ada orang lain sepertiku. Senyummu begitu hangat dan ramah itulah kenapa semua orang menyukaimu, tak terkecuali denganku. Aku merindukanmu tanpa kamu tahu.


Aku membayangkanmu tiap sore, menunggumu datang dan berharap ada semesta yang mendengar kata hatiku untuk mempertemukanmu dalam kesempatan yang sama. Bukan karena ketampananmu aku mengagumimu, bukan karena kelembutanmu aku mencintaimu. Tapi… ah, aku sendiri tak tahu kenapa aku mencintaimu, mengharapkanmu dan menunggumu karena kamu terlalu istimewa.Aku hanya menunggumu sebagai sosok yang aku cintai, tanpa bisa aku ungkapkan. Aku dalam kediamanku. Aku dalam duniaku yang dingin. Dan kamu dalam kehangatan serta keramahanmu.


Tahukah kamu? Aku pernah bercerita pada langit ketika aku bertemu dengannya dalam mendung. Aku bercerita tentang dirimu, kamu yang selalu memenuhi mimpi-mimpi malamku, kamu yang menghuni perasaan terdalam dari hatiku yang dingin. Aku bercerita semuanya. Aku mengungkapkan perasaanku tentangmu pada langit.


Ah, Senja. Aku ingin selalu berada di dekatmu, Senja. Aku ingin memayungimu dalam mendungku dan aku mulai bermimpi untuk menghadiahkan pelangi untukmu sebagai buah cintaku padamu dan kita akan melihatnya bermain bersama setiap sore. Aku, kamu dan pelangi. Sebagai sebuah keluarga utuh yang bahagia.  Tapi aku tahu itu mustahil. Kita tidak bisa bersatu karena musim dingin harus membawaku pergi. Cintaku padamu memang terpisah dimensi tapi aku tak pernah menyesal telah mencintaimu dan aku akan selalu mencintaimu. Maafkan aku, Senja, karena aku tak bisa menjagamu. Tapi aku akan berkirim surat padamu. Semoga engkau mengerti, Senja. Percayalah, aku akan datang untukmu karena aku mencintaimu. Musim depan kita akan menikah dan melihat pelangi itu bermain bersama. Aku berjanji. Tunggulah aku, Senja. Aku mencintaimu.


Hujan


=oOo=

1 komentar: